Sunday, February 10, 2013

sejarah perkembangan filologi

SEJARAH PERKEMBANGAN FILOLOGI

     bahasa dipakai di dalam naskah sebagai alat untuk mengetahui kebudayaan suatu bangsa, pada umum nya, asal ilmu pengetahuan pada zaman modern ini dapat ditelusuri dari bangsa-bangsa zaman kuno yang telah kemasyhurannya. filologi menggunakan bahasa sebagai alatnya untuk mengetahui kebudayaan suatu bangsa. terutama bangsa yang dipakai naskah ,bahasa yang dipakai.


      A.     Filologi di Daerah Eropa Daratan
1.      Awal Pertumbuhan Filologi
Bangsa Yunani telah melakukan kegiatan filologi pada abad  ke-3 S.M tepatnya di kota Iskandariah. Kegiatan yang dilakukan antara lain membaca naskah-naskah Yunani lama, yang ditulis pada daun papirus yang berisikan rekaman tradisi lisan yang mereka miliki sejak zaman sebelumnya. Kegiatan membaca dan penelaahan naskah dilakukan oleh para ahli yang bekerja di Pusat ilmu pengetahuan karena pada abad ke- 3 S.M di kota Iskandariah telah terdapat Pusat ilmu pengetahuan yang para ahlinya berasal dari sekitar laut Tengah terutama bangsa Yunani dan bangsa dari daratan Eropa Selatan.
Pusat studi untuk meneliti, membaca, dan menelaah teks menyerupai perpustakaan yang banyak menyimpan sejumlah besar naskah berupa daun papirus yang bergulung  dan  berisi berbagai ilmu pengetahuan, filsafat, hukum, sasta, karya sastra, ilmu kedokteran, ilmu perbitangan dan lain-lain yang merupakan miliki bangsa Yunani lama. Perpustakaan itu menepati bangunan yang dinamakan  museum yaitu sebuah kuil tempat untuk memuja 9 orang dewi Muze, dewi kesenian dan ilmu pengetahuan dalam mitologi Yunani. Para penggarap naskah-naskah tersebut kemudian dikenal dengan ahli Filologi. Disinilah letakpentingnya ilmu filologi sebagai batu loncatan lahirnya ilmu-ilmu lain.
Para ahli filologi pada zaman itu benar-benar memiliki ilmu yang sangat luas. Mereka terlebih dahulu harus mengenal hurufnya, bahasanya dan ilmu yang dikandungnya untuk memahami isi naskah. Setelah dapat membaca dan memahami isinya mereka menulisnya kembali dengan huruf dan bahasa (teks) yang digunakan pada masa itu. Para ahli meneliti naskah dalam bentuk gulungan papirus yang memuat filsafat, kedokteran, perbintangan dan karya sastra Homerus, Plato, Menander, Herodo­tus, Hippocrates, Socrates, dan Aristoteles. 
Metode awal yang dilakukan ialah memperbaiki huruf, bacaan, ejaan, bahasanya, tata tulisanya kemudian menyunting dalam keadaan yang mudah dibaca, dimengerti, bersih dari kesalahan-kesalahan, kadang-kadang diberi komentar atau tafsiran serta penjelasan secukupnya. Mereka menguasai ilmu dan kebudayaan Yunani lama yang dikenal dengan mazhab Iskandariah. 
Dalam perkembangan ini, filologi  memiliki tujuan utamauntuk penggalian ilmu pengetahuan Yunani  lama. Disamping tujuan tersebut, kegiatan Filologi juga sebagai kegiatan peradagangan artinya naskah-naskah yang berisikan tentang ilmu pengetahuan dan tradisi lisan disalin oleh para budak Belian, selanjutnya dijual kepada yang membutuhkan. Pada penyealinan ini seringkali mengalami penyimpangan-penyimpangan (tidak setia) dari bahan yang disalin. Salinan-salin yang mengalami penyimpangan tersebut disalin lagi oleh orang-orang yang membutuhkan sehingga semakin banyak pula naskah-naskah yang kebenaranya jauh dari teks aslinya.
Pada tahap selanjutnya kegiatan filologi  berpindah ke Eropa Selatan setelah Iskandariah jatuh kedalam kekuasaan Romawi. Kegiatan ini pun masih melanjutkan kegiatan mashab Iskandariah. Akan tetapi setelah pecahnya Romawi menjadi Romawi barat dan Romawi timur pada abad ke 4 Masehi sangat mempengaruhi kegiatan filologi mashab Iskandariah.



2.      Filologi di Romawi Barat dan Romawi Timur
2.1.Fillologi Romawi Barat
Mengikuti mazhab Iskariyah sampai masuknya agama kristen di Romawi, pada masa ini dimulai kegiatan filologi menelaah buku keagamaan, tidak hanya puisi dan prosa Cicero dan Varro. Tulisan latin ini kemudian dikembangkan dikerajaan Romawi Barat menjadi menjadi bahasa ilmu pengetahuan. Setelah terjadi kristenisasi, kegiatan filologi diarahkan pada penelaahan naskah-naskah keagamaan oleh para Pendeta. Akibatnya naskah-naskah Yunani ditinggalkan sehingga  telaah teks Yunani menjadi mundur dan kurang dikenal lagi.
Perkembangan selanjutnya adalah bahwa kegiatan filologi dalam abad ke 4,  teksnya telah ditulis dalam bentuk buku yang disebut Kodex (naskah dapat memakai halaman dan mudah dibaca), dikenal pula  dengan nama perkamen yaitu dan menggunakan bahan kulit binatang (terumama kulit Domba), karena lebih bertahan lama dari pada bahan papirus
2.2.Filologi Romawi Timur
Pusat kajian filologi di Romawi Timur tersebar di Antioch, Athena, Iskandariyah, Beirut, Konstantinopel, dan Gaza, masing-masing dengan spesialisasinya.  Iskandariyah mengutamakan studi filsafat Aristoteles, Beirut bidang hukum. Pusat-pusat studi tersebut berkembang menjadi Perguruan Tinggi yaitu lembaga yang telah menghasilkan tenaga ahli dalam bidang pemerintahan, pendidikan dan administrasi.
Kegiatan filologi yang dilakukan adalah kebiasaan menulis tafsir terhadap isi naskah pada tepi halaman atau disebut Scholia. Akan tetapi pada saat telaah teks Yunani berkembang dirasakan kurangnya ahli dalam kegiatan itu, maka bermunculan mimbar-mimbar kuliah filologi di Perguruan Tinggi untuk mendapatkan ahli-ahli Filologi
3.      Filologi di Zaman RenainsanceZaman renaisans merupakan kebangkitan kembali filologi Yunani yang telah lama ditinggalkan. Kajiannya tetap berpijak kepada kri­tik teks dan sejarahnya, seperti karya Lovato Lovati (1241-1309), Lorensi Vallo (1407-1457), den Angelo Poliziano (1454- 1494), keti­ganya dari Italia.  Setelah jatuhnya Bizantium ke tangan Turki kegiatan filologi berpindah ke Selatan seperti Roma, mereka menjadi penyalin naskah atau pengajar. 
Namun Penemuan mesin cetak oleh Gutenberg dari Jerman pada abad ke-15 menyebabkan perkembangan baru dalam bidang filologi. Kegiatan ahli filologi pada zaman ini adalah menyalin naskah, menulis naskah dan mengkaji secara cermat serta kritik teks yang telah disempurnakan dengan menghadirkan lebih banyak naskah. Naskah-naskah yang telah dikaji secara cermat kemudian diperbanyak dengan menggunakan mesin cetak . Sehingga terbitan teks dangan mesin cetak menjadi lebih banyak dan penyebaranya pun bertambah, dengan demikian kekeliruan yang banyak terjadi pada penyalinan berulang pada teks menjadi lebih sedikit.
Dalam perkembangan selanjutnya, di Eropa kegiatan ilmu filologi juga diterapkan untuk telaah naskah lama non klasik seperti naskah Germania Romania. Ahli filologi perlu mempelajari bahasa-bahasa tersebut. Dengan demikian saat  itu pengertian filologi menjadi kabur dengan ilmu bahasa yang menelaah teks untuk mempelajari bahasanya. Sehingga pada abad ke 19 ilmu bahasa menjadi ilmu yang berdiri sendiri sedangkan pada abad ke 20 filologi di Eropa Daratan tetap menelaah teks klasik sementara di kawasan anglo-sakson berubah menjadi linguistik.

0 comments :

Post a Comment